Jumat, 09 Mei 2014

Manusia dan Kegelisahan

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat Rahmat Nya sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Manusia dan Kegelisahan“ ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi penilaian tugas dalam mata kuliah Ilmu Sosial Dasar di bidang Softskill dengan judul “Manusia dan Kegelisahan“. Makalah ini ditunjang dengan adanya pembahasan dan studi kasus, yang bertujuan untuk memperlengkap pemahaman makalah sesuai dengan tema. Semua terjabarkan secara lengkap dan tidak meniggalkan aspek lingkungan sekitar yang berhubungan dengan makalah yang telah disusun.
Tujuan dari melaksanakan penelitian ini adalah untuk  memahami apa yang disebut dengan Manusia dan Kegelisahan serta mengetahui hubungan antara Manusia terhadap Kegelisahan.

Akhirnya kami berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi peningkatan pembelajaran dan penambahan ilmu pengetahuan untuk mahasiswa yang lain.  Penulisan makalah ini tidak sepenuhnya sempurna, maka dari itu penulis sangat memerlukan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakan isi makalah.
            Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga penulisan laporan ini berguna bagi para pembaca dan khususnya penulis sendiri.
                                                                                                Bekasi, 2 Mei 2014


                                                                                               Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A.        Pengertian kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata “gelisah” Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu khawatir, tidak dapat tenang tidurnya, tidak sabar lagi menanti, cemas dan sebagainya.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkahlaku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu, umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala, duduk merenung sambil memegang kepala, duduk dengan wajah murung,malas bicara, dan lain-lain.
Sebagian orang sering tidak tahu mengapa mereka gelisah, mereka hidupnya kosong dan tidak mempunyai arti, kegelisahan ini disebut dengan kegelisahan murni, yaitu kegelisahan yang tanpa mengetahui apa penyebabnya.
Bentuk- bentuk kegelisahan misalnya berupa keterasingan, kesepian, ketidakpastian.
Kegelisahan biasanya menampakkan sikap cemas, Sigmund Freud membedakannya menjadi tiga macam, yaitu :
1. Kecemasan obyektif (kenyataan)   
Kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan dan kegelisahan ini timbul akibat adanya pengaruh dari luar atau lingkungan sekitar.
2. Kecemasan neurotik (saraf)           
Kecemasan ini timbul akibat pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund freud kecemasan ini dibagi dalam tiga macam, yakni :
·        Kecemasan yang timbul akibat penyesuaian diri dengan lingkungan.  Kecemasan ini timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan idenya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego.
3. Kecemasan moral
Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi, antara lain : iri, benci, dendam, dengki, marah,takut, gelisah, cinta, rasa kurang (inferiot) yang merupakan sifat tidak terpuji baik diantara sesama manusia, maupun dihadapan Tuhan.
Perasaan itu demikian hebatnya, sehingga dapat mendesak dan mengusir pikiran-pikiran tenang, tentram, segar, dan damai.

B.        Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.      Apa penyebab orang gelisah?
2.      Bagaimana usaha-usaha mengatasi ke kegelisahan?
3.      Bagaimana mengatasi keterasingan?
4.      Apa pengertian kesepian?
5.      Apa yang dimaksud ketidak pastian?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Sebab-sebab orang gelisah
Sebab–sebab orang gelisah biasanya karena takut kehilangan hak–haknya, akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam,misalnya :
·        Gelisah terhadap dosa-dosa dan pelanggaran ( yang telah dilakukan )
·        Gelisah terhadap hasil kerja ( tidak memenuhi kepuasan spiritual)
·        Takut akan kehilangan milik ( harta dan jabatan )
·        Takut menghadapi keadaan masa depan ( yang tidak disukai )
2.2.      Usaha-usaha mengatasi kegelisahan
Cara yang paling ampuh untuk mengatasi kegelisahan adalah dengan berserah diri kepada Tuhan, dengan berdoa dan bersikap tenang, karna manusia diperintahkan untuk meningkatkan iman, takwa. sehingga ketidaksabaran atau kecemasnnya dapat dikurangi.
2.3.      Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, asal kata dari kata dasar asing, yang berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain,atau terpencil.
Keterasingan pun memiliki sifat universal. Ini berarti bahwa keterasingan tidak pernah mengenal perbedaan manusia. Sebentar ataukah lama setiap orang akan pernah mengalami keterasingan ini, meskipun kadar atau penyebabnya berbeda-beda.
2.4.      Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengang, tidak ramai, tidak ada orang atau kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak pembeli, tak ada apa-apa, dan sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi atau hal sepi.
Menurut Middlebrook (1980), ada dua faktor penyebab dari kesepian, yaitu:
1. Faktor Psikologis
·        Existential Loneliness 
Kesepian ini disebabkan oleh kenyataan adanya keterbatasan keberadaan manusia yang disebabkan oleh terpisahnya seseorang dengan orang-orang lain, sehingga tidaklah mungkin baginya untuk berbagi perasaan dan pengalamannya dengan orang lain.
·        Pengalaman traumatis hilangnya orang-orang terdekat         
Hilangnya seseorang yang sangat dekat dengan individu secara tiba-tiba tanpa bisa dihindari seringkali dianggap sebagai penyebab kesepian.
·        Kurangnya dukungan dari orang lain
Kesepian dialami oleh mereka yang merasa tidak sesuai dengan lingkungannya. Mereka yang mengalami kesepian manganggap diri mereka sebagai orang yang diremehkan dan ditolak lingkungannya.
·        Adanya masalah krisis dalam diri seseorang dan kegagalan
Bila seseorang merasa harga dirinya terganggu, ia akan menghilangkan semangatnya dan merasa kosong serta menghindar untuk mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
·        Kurangnya rasa percaya diri  
Meskipun individu dapar melakukan hubungan sosial dengan baik, namun ia merasa bahwa lingkungan disekitarnya kurang melibatkannya, sehingga menyebabkan individu merasa kesepian, ia hanya dapat berhubungan sosial secara formalitas saja.
·        Kepribadian yang tidak sesuai dengan lingkungan   
Orang-orang yang menjengkelkan, seperti pemarah, terlalu patuh dan tidak mempunyai kemampuan bersosialisasi akan dihindari dari lingkungannya, sehingga mereka merasa kesepian.
·        Ketakutan untuk menanggung resiko social  
Individu ini takut terlalu dekat dengan orang lain, bercerita banyak, sehingga mereka yang kesepian akan melihat kedekatan sosial sebagai sesuatu yang berbahaya dan penuh resiko.


2. Faktor Sosiologis
·        Takut dikenal orang lain        
Individu merasa takut dikenal oleh orang lain, sehingga hal tersebut menghilangkan kesempatannya untuk berhubungan dekat dengan orang lain.
·         Nilai-nilai yang berlaku pada lingkungan social       
Nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti privacy, kesuksesan dapat menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasa terikat oleh nilai-nilai tersebut.
·        Kehidupan di rumah  
Rutinitas di rumah seperti adanya jam makan, keributan di rumah dan kebiasan lainnya juga akan menyebabkan seseorang merasa kesepian karena kejenuhan.
·        Perubahan pola-pola dalam keluarga 
Kehadiran orang lain dalam keluarga akan menyebabkan terganggunya hubungan dengan anggota keluarga lain.
·        Pindah tempat
Seringnya pindah dari satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan seseorang tidak dapat menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain.      
·        Terlalu besarnya suatu organisasi       
Terlalu banyak orang di sekeliling individu akan menambah perasaan terisolasi. Hal ini akan membuat individu sulit untuk mengenal satu sama lain.
·        Desain arsitektur bangunan    
Bentuk bangunan yang canggih juga berpengaruh terhadap interaksi sosial. Hal ini mengingat bangunan-bangunan dapat menyebabkan masyarakat menjadi individualistis di mana interaksi sosial menjadi terbatas.
Sadler (dalam Kirana, 2005) menambahkan bahwa kesepian dapat disebabkan karena lima hal, yaitu :
a)         Interpersonal Problems
Hal ini disebabkan karena subjek kehilangan orang-orang terdekatnya atau memutuskan hubungan dengan orang lain (berpisah atau bercerai).
b)         Social Shock
Masalah-masalah sosial seringkali membawa dampak negatif, terutama pada masyarakat perkotaan (urban society) seperti pengangguran.
c)         Culture Shock
Setiap kebutuhan memiliki ciri-ciri khas masing-masing. Ketika individu pindah ke tempat baru maka perbedaan budaya antara tempat asal dan tempat individu sekarang dapat menimbulkan masalah-masalah lain, tidak terkecuali kesepian.
d)         Cosmic Problems
Hal ini berkaitan dengan eksistensial manusia atas apa yang sesungguhnya diinginkan dari kehidupan yang dijalaninya.
e)         Psychological Problems
Masalah-masalah psikologis merupakan sebab potensial yang dapat menimbulkan kesepian, terutama bila individu yang bersangkutan tidak mampu menyelesaikan masalah terus-menerus larut dalam kesedihan.
2.5.      Ketidak Pastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti, yang artinya tidak menentu (pikirannya) atau mendua, atau apa yang dipikirkan tidak searah dan kemana tujuannya tidak jelas. Itu semua akibat pikirannya yang tidak dapat konsentrasi.
Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah bagian hidup manusia, disebabkan oleh  berbagai sebab, yang paling utama adalah kekacauan pikiran sehingga muncul kebingunggan
Menurut Siti Meichati dalam bukunya Kesehatan Mental menerangkan beberapa penyebab seseorang tak dapat berpikir dengan pasti. Sebab-sebab itu ialah:
1.         Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau penyebab lain yang tidak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
2.         Phobie
yaitu rasa ketakutan yang takterkendalikan atau tidak normal terhadap sesuatu hal atau kejadian, tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3.         Kompulasi
Ialah adanya keraguan yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakannya, sehingga ada dorongan yang tidak disadari untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali.
4.         Histeria
Ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain.
5.         Delusi
Menunjukan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman.
Delusi ini ada tiga macam, yaitu :
·        Delusi persekusi : menganggap adanya keadaan yang jelek di sekitarnya. Akibatnya, banyak orang menjauhinya.
·        Delusi keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti ini biasanya gila hormat dan menganggap orang di sekitarnya tidak penting. Akibatnya, semua orang menjauhinya. Jadi, hampir sama dengan delusi persekusi.
·        Delusi melancholis : merasa dirinya bersalah, hina dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyutan atau dikenal dengan nama delirium tremens., hilangnya kesadaran dan menyebabbkan otot-otot tak terkuasai lagi. Ia kehilangan ingatannya sama sekali, mengalami tensi tinggi dan mengingat sesuatu yang belum pernah dialami.
6.         Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Seperti para prewangan (medium) dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan sugesti diri, orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang yang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi, orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini tampak pada perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri).
7.         Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu, seseorang sangat dipengaruhi oleh emosinya. Jika emosi telah menguasai keseluruhan pribadinya, ia akan mengalami gangguan nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya bisa juga terlalu gembira dengan melampiaskan dalam gerakan-gerakan lari-larian, menyanyi, tertawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, atau termenung menyendiri. Orang seperti ini tidak mungkin dapat berpikir dengan tenang dan baik.
Untuk mengatasi atau menghilangkan pikiran yang kacau itu perlu mencari penyebabnya. Andaikata telah diketahui penyebabnya, namun kekacauan pikiran tersebut tidak hilang, penderita perlu diajak ke psikolog.


2.6.      Usaha-usaha mengatasi ketidak pastian
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakpastian yakni bersiap-siap terlebih dahulu, merencanakan segala sesuatunya dengan matang, dan juga berdo’a agar apa yang diinginkan tercapai.


BAB III
KESIMPULAN

3.1       Kesimpulan
Dari uraian pembahasan mengenai MANUSIA dan KEGELISAHAN yang telah kami paparkan pada bab terdahulu, maka kami dapat menyimpulkan bahwa kegelisahan merupakan bagian hidup manusia. Tiap manusia, dengan tidak memperdulikan  segala latar belakang dan kemampuannya, pasti akan mengalami kegelisahan, entah sebentar atau lama, relative ringan ataupun berat. Yang demikian ini boleh jadi sangat wajar mengingat manusia mempunyai hati dan perasaan.
Berbicara tentang manusia, berbicara pula tentang media tempat manusia hidup yaitu Dunia. Untuk bisa memahami hakikat manusia maka harus pula memahami hakikat dunia dan hakikat kehidupan manusia didunia. Pada dasarnya konsep mendiami dunia mengandung arti pemenuhan kebutuhan atas aspek-aspek yang membentuk manusia. Apabila manusia tidak bisa menjaga hakikat dirinya dan hakikat hidupnya maka yang timbul adalah kegelisahan .sumber dari kegelisahan adalah hawa nafsu dan sikap pamrih (tidak ikhlas). Kedua hal ini akan menyebabkan munculnya sikap keserakahan dan konflik yang juga memunculkan ketakutan, kekecewaan, dan pada akhirnya adalah kegelisahan.
Adapun bentuk-bentuk kegelisahan berupa keterasingan, kesepian, dan ketidakpastian mempunyai hubungan yang erat dan mempengaruhi satu sama lain. Keterasingan dalam satu dan lain kesempatan bisa membuahkan kegelisahan. Dan sebaliknya, kegelisahan yang begitu hebat bisa saja menimbulkan keterasingan. Kemudian dari keterasingan yang dialami seseorang  bisa saja menciptakan kondisi kesepian dan karena kesepian itupun bisa saja menimbulkan ketidakpastian. Keterasingan bisa jadi merupakan  perilaku sosiopatik dan sikap apatis yang tidak menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan tidak bisa hidup sendiri. 


DAFTAR PUSTAKA:

1.      Hari Cahyono, Cheppy. 1987. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya : Usaha Nasional.
2.      Mustofa, Ahmad. 1998. Ilmu Budaya Dasar. Bandung : CV Pustaka Setia.
3.      Widhagdho, Djoko. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya : PT Bumi Aksara.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Info Unik dan Update