KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat Rahmat Nya sehingga saya sebagai penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Manusia dan Kegelisahan“ ini
dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi
penilaian tugas dalam mata kuliah Ilmu Sosial Dasar di bidang Softskill dengan
judul “Manusia dan Kegelisahan“. Makalah ini ditunjang dengan adanya
pembahasan dan studi kasus, yang bertujuan untuk memperlengkap pemahaman makalah
sesuai dengan tema. Semua terjabarkan secara lengkap dan tidak meniggalkan
aspek lingkungan sekitar yang berhubungan dengan makalah yang telah disusun.
Tujuan dari
melaksanakan penelitian ini adalah untuk
memahami apa yang disebut dengan Manusia dan Kegelisahan serta
mengetahui hubungan antara Manusia terhadap Kegelisahan.
Akhirnya kami berharap makalah ini dapat
memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi peningkatan pembelajaran dan
penambahan ilmu pengetahuan untuk mahasiswa yang lain. Penulisan
makalah ini tidak sepenuhnya sempurna, maka dari itu penulis
sangat memerlukan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
menyempurnakan isi makalah.
Akhir
kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga penulisan laporan ini berguna bagi
para pembaca dan khususnya penulis sendiri.
Bekasi,
2 Mei 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata
“gelisah” Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu
khawatir, tidak dapat tenang tidurnya, tidak sabar lagi menanti, cemas dan
sebagainya.
Kegelisahan hanya dapat diketahui
dari gejala tingkahlaku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu,
umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mondar-mandir dalam ruang
tertentu sambil menundukkan kepala, duduk merenung sambil memegang kepala,
duduk dengan wajah murung,malas bicara, dan lain-lain.
Sebagian orang sering tidak tahu
mengapa mereka gelisah, mereka hidupnya kosong dan tidak mempunyai arti,
kegelisahan ini disebut dengan kegelisahan murni, yaitu kegelisahan yang tanpa
mengetahui apa penyebabnya.
Bentuk- bentuk kegelisahan misalnya berupa keterasingan, kesepian, ketidakpastian.
Bentuk- bentuk kegelisahan misalnya berupa keterasingan, kesepian, ketidakpastian.
Kegelisahan biasanya menampakkan
sikap cemas, Sigmund Freud membedakannya menjadi tiga macam, yaitu :
1. Kecemasan obyektif (kenyataan)
Kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan dan kegelisahan ini timbul akibat adanya pengaruh dari luar atau lingkungan sekitar.
Kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan dan kegelisahan ini timbul akibat adanya pengaruh dari luar atau lingkungan sekitar.
2. Kecemasan neurotik (saraf)
Kecemasan ini timbul akibat pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund freud kecemasan ini dibagi dalam tiga macam, yakni :
Kecemasan ini timbul akibat pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund freud kecemasan ini dibagi dalam tiga macam, yakni :
·
Kecemasan
yang timbul akibat penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan ini
timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan idenya
sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego.
3. Kecemasan moral
Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi, antara lain :
iri, benci, dendam, dengki, marah,takut, gelisah, cinta, rasa kurang (inferiot)
yang merupakan sifat tidak terpuji baik diantara sesama manusia, maupun
dihadapan Tuhan.
Perasaan itu demikian hebatnya, sehingga dapat mendesak dan
mengusir pikiran-pikiran tenang, tentram, segar, dan damai.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas
dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa penyebab orang gelisah?
2. Bagaimana usaha-usaha mengatasi ke
kegelisahan?
3. Bagaimana mengatasi keterasingan?
4. Apa pengertian kesepian?
5. Apa yang dimaksud ketidak pastian?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sebab-sebab orang
gelisah
Sebab–sebab orang gelisah biasanya
karena takut kehilangan hak–haknya, akibat dari suatu ancaman, baik ancaman
dari luar maupun dari dalam,misalnya :
·
Gelisah
terhadap dosa-dosa dan pelanggaran ( yang telah dilakukan )
·
Gelisah
terhadap hasil kerja ( tidak memenuhi kepuasan spiritual)
·
Takut
akan kehilangan milik ( harta dan jabatan )
·
Takut
menghadapi keadaan masa depan ( yang tidak disukai )
2.2. Usaha-usaha
mengatasi kegelisahan
Cara yang paling ampuh untuk
mengatasi kegelisahan adalah dengan berserah diri kepada Tuhan, dengan berdoa
dan bersikap tenang, karna manusia diperintahkan untuk meningkatkan iman,
takwa. sehingga ketidaksabaran atau kecemasnnya dapat dikurangi.
2.3. Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata
terasing, asal kata dari kata dasar asing, yang berarti sendiri, tidak dikenal
orang, sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan
dari yang lain,atau terpencil.
Keterasingan pun memiliki sifat universal. Ini berarti bahwa
keterasingan tidak pernah mengenal perbedaan manusia. Sebentar ataukah lama
setiap orang akan pernah mengalami keterasingan ini, meskipun kadar atau
penyebabnya berbeda-beda.
2.4. Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi,
artinya sunyi, lengang, tidak ramai, tidak ada orang atau kendaraan, tidak
banyak tamu, tidak banyak pembeli, tak ada apa-apa, dan sebagainya. Kesepian
adalah keadaan sepi atau hal sepi.
Menurut Middlebrook (1980), ada dua faktor penyebab dari
kesepian, yaitu:
1. Faktor Psikologis
·
Existential
Loneliness
Kesepian ini disebabkan oleh kenyataan adanya keterbatasan keberadaan manusia yang disebabkan oleh terpisahnya seseorang dengan orang-orang lain, sehingga tidaklah mungkin baginya untuk berbagi perasaan dan pengalamannya dengan orang lain.
Kesepian ini disebabkan oleh kenyataan adanya keterbatasan keberadaan manusia yang disebabkan oleh terpisahnya seseorang dengan orang-orang lain, sehingga tidaklah mungkin baginya untuk berbagi perasaan dan pengalamannya dengan orang lain.
·
Pengalaman
traumatis hilangnya orang-orang terdekat
Hilangnya seseorang yang sangat dekat dengan individu secara tiba-tiba tanpa bisa dihindari seringkali dianggap sebagai penyebab kesepian.
Hilangnya seseorang yang sangat dekat dengan individu secara tiba-tiba tanpa bisa dihindari seringkali dianggap sebagai penyebab kesepian.
·
Kurangnya
dukungan dari orang lain
Kesepian dialami oleh mereka yang merasa tidak sesuai dengan lingkungannya. Mereka yang mengalami kesepian manganggap diri mereka sebagai orang yang diremehkan dan ditolak lingkungannya.
Kesepian dialami oleh mereka yang merasa tidak sesuai dengan lingkungannya. Mereka yang mengalami kesepian manganggap diri mereka sebagai orang yang diremehkan dan ditolak lingkungannya.
·
Adanya
masalah krisis dalam diri seseorang dan kegagalan
Bila seseorang merasa harga dirinya terganggu, ia akan menghilangkan semangatnya dan merasa kosong serta menghindar untuk mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
Bila seseorang merasa harga dirinya terganggu, ia akan menghilangkan semangatnya dan merasa kosong serta menghindar untuk mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
·
Kurangnya
rasa percaya diri
Meskipun individu dapar melakukan hubungan sosial dengan baik, namun ia merasa bahwa lingkungan disekitarnya kurang melibatkannya, sehingga menyebabkan individu merasa kesepian, ia hanya dapat berhubungan sosial secara formalitas saja.
Meskipun individu dapar melakukan hubungan sosial dengan baik, namun ia merasa bahwa lingkungan disekitarnya kurang melibatkannya, sehingga menyebabkan individu merasa kesepian, ia hanya dapat berhubungan sosial secara formalitas saja.
·
Kepribadian
yang tidak sesuai dengan lingkungan
Orang-orang yang menjengkelkan, seperti pemarah, terlalu patuh dan tidak mempunyai kemampuan bersosialisasi akan dihindari dari lingkungannya, sehingga mereka merasa kesepian.
Orang-orang yang menjengkelkan, seperti pemarah, terlalu patuh dan tidak mempunyai kemampuan bersosialisasi akan dihindari dari lingkungannya, sehingga mereka merasa kesepian.
·
Ketakutan
untuk menanggung resiko social
Individu ini takut terlalu dekat dengan orang lain, bercerita banyak, sehingga mereka yang kesepian akan melihat kedekatan sosial sebagai sesuatu yang berbahaya dan penuh resiko.
Individu ini takut terlalu dekat dengan orang lain, bercerita banyak, sehingga mereka yang kesepian akan melihat kedekatan sosial sebagai sesuatu yang berbahaya dan penuh resiko.
2. Faktor Sosiologis
·
Takut
dikenal orang lain
Individu merasa takut dikenal oleh orang lain, sehingga hal tersebut menghilangkan kesempatannya untuk berhubungan dekat dengan orang lain.
Individu merasa takut dikenal oleh orang lain, sehingga hal tersebut menghilangkan kesempatannya untuk berhubungan dekat dengan orang lain.
·
Nilai-nilai
yang berlaku pada lingkungan social
Nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti privacy, kesuksesan dapat menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasa terikat oleh nilai-nilai tersebut.
Nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti privacy, kesuksesan dapat menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasa terikat oleh nilai-nilai tersebut.
·
Kehidupan
di rumah
Rutinitas di rumah seperti adanya jam makan, keributan di rumah dan kebiasan lainnya juga akan menyebabkan seseorang merasa kesepian karena kejenuhan.
Rutinitas di rumah seperti adanya jam makan, keributan di rumah dan kebiasan lainnya juga akan menyebabkan seseorang merasa kesepian karena kejenuhan.
·
Perubahan
pola-pola dalam keluarga
Kehadiran orang lain dalam keluarga akan menyebabkan terganggunya hubungan dengan anggota keluarga lain.
Kehadiran orang lain dalam keluarga akan menyebabkan terganggunya hubungan dengan anggota keluarga lain.
·
Pindah
tempat
Seringnya pindah dari satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan seseorang tidak dapat menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain.
Seringnya pindah dari satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan seseorang tidak dapat menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain.
·
Terlalu
besarnya suatu organisasi
Terlalu banyak orang di sekeliling individu akan menambah perasaan terisolasi. Hal ini akan membuat individu sulit untuk mengenal satu sama lain.
Terlalu banyak orang di sekeliling individu akan menambah perasaan terisolasi. Hal ini akan membuat individu sulit untuk mengenal satu sama lain.
·
Desain
arsitektur bangunan
Bentuk bangunan yang canggih juga berpengaruh terhadap interaksi sosial. Hal ini mengingat bangunan-bangunan dapat menyebabkan masyarakat menjadi individualistis di mana interaksi sosial menjadi terbatas.
Bentuk bangunan yang canggih juga berpengaruh terhadap interaksi sosial. Hal ini mengingat bangunan-bangunan dapat menyebabkan masyarakat menjadi individualistis di mana interaksi sosial menjadi terbatas.
Sadler (dalam Kirana, 2005)
menambahkan bahwa kesepian dapat disebabkan karena lima hal, yaitu :
a) Interpersonal Problems
Hal
ini disebabkan karena subjek kehilangan orang-orang terdekatnya atau memutuskan
hubungan dengan orang lain (berpisah atau bercerai).
b) Social Shock
Masalah-masalah sosial seringkali
membawa dampak negatif, terutama pada masyarakat perkotaan (urban society) seperti pengangguran.
c) Culture Shock
Setiap
kebutuhan memiliki ciri-ciri khas masing-masing. Ketika individu pindah ke
tempat baru maka perbedaan budaya antara tempat asal dan tempat individu sekarang
dapat menimbulkan masalah-masalah lain, tidak terkecuali kesepian.
d) Cosmic Problems
Hal
ini berkaitan dengan eksistensial manusia atas apa yang sesungguhnya diinginkan
dari kehidupan yang dijalaninya.
e) Psychological Problems
Masalah-masalah
psikologis merupakan sebab potensial yang dapat menimbulkan kesepian, terutama
bila individu yang bersangkutan tidak mampu menyelesaikan masalah terus-menerus
larut dalam kesedihan.
2.5. Ketidak Pastian
Ketidakpastian
berasal dari kata tidak pasti, yang artinya tidak menentu (pikirannya) atau
mendua, atau apa yang dipikirkan tidak searah dan kemana tujuannya tidak jelas.
Itu semua akibat pikirannya yang tidak dapat konsentrasi.
Ketidakpastian atau ketidaktentuan
adalah bagian hidup manusia, disebabkan oleh berbagai sebab, yang paling
utama adalah kekacauan pikiran sehingga muncul kebingunggan
Menurut Siti Meichati dalam bukunya
Kesehatan Mental menerangkan beberapa penyebab seseorang tak dapat berpikir
dengan pasti. Sebab-sebab itu ialah:
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurose
jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya
tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau penyebab lain yang tidak diketahui
oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
2. Phobie
yaitu rasa ketakutan yang
takterkendalikan atau tidak normal terhadap sesuatu hal atau kejadian, tanpa
diketahui sebab-sebabnya.
3. Kompulasi
Ialah adanya keraguan yang sangat
mengenai apa yang telah dikerjakannya, sehingga ada dorongan yang tidak
disadari untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali.
4. Histeria
Ialah neurose jiwa yang disebabkan
oleh tekanan mental kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan
syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain.
5. Delusi
Menunjukan pikiran yang tidak beres,
karena berdasarkan keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada
dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman.
Delusi ini ada tiga macam, yaitu :
·
Delusi
persekusi : menganggap adanya keadaan yang jelek di sekitarnya. Akibatnya,
banyak orang menjauhinya.
·
Delusi
keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti ini
biasanya gila hormat dan menganggap orang di sekitarnya tidak penting.
Akibatnya, semua orang menjauhinya. Jadi, hampir sama dengan delusi persekusi.
·
Delusi
melancholis : merasa dirinya bersalah, hina dan berdosa. Hal ini dapat
mengakibatkan buyutan atau dikenal dengan nama delirium tremens., hilangnya
kesadaran dan menyebabbkan otot-otot tak terkuasai lagi. Ia kehilangan
ingatannya sama sekali, mengalami tensi tinggi dan mengingat sesuatu yang belum
pernah dialami.
6. Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa
rangsangan pancaindera. Seperti para prewangan (medium) dapat digolongkan pada
pengalaman halusinasi. Dengan sugesti diri, orang dapat juga berhalusinasi.
Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang yang mabuk atau pemakai
obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi, orang merasa mendapat
tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini tampak
pada perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatannya
itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri).
7. Keadaan
emosi
Dalam keadaan tertentu, seseorang
sangat dipengaruhi oleh emosinya. Jika emosi telah menguasai keseluruhan
pribadinya, ia akan mengalami gangguan nafsu makan, pusing-pusing, muka merah,
nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya bisa juga terlalu gembira
dengan melampiaskan dalam gerakan-gerakan lari-larian, menyanyi, tertawa atau
berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak
bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu
bahasa, atau termenung menyendiri. Orang seperti ini tidak mungkin dapat
berpikir dengan tenang dan baik.
Untuk mengatasi atau menghilangkan pikiran yang kacau itu
perlu mencari penyebabnya. Andaikata telah diketahui penyebabnya, namun
kekacauan pikiran tersebut tidak hilang, penderita perlu diajak ke psikolog.
2.6. Usaha-usaha
mengatasi ketidak pastian
Usaha yang dapat dilakukan untuk
mengatasi ketidakpastian yakni bersiap-siap terlebih dahulu, merencanakan
segala sesuatunya dengan matang, dan juga berdo’a agar apa yang diinginkan
tercapai.
BAB
III
KESIMPULAN
3.1
Kesimpulan
Dari uraian pembahasan
mengenai MANUSIA dan KEGELISAHAN yang telah kami paparkan pada bab terdahulu,
maka kami dapat menyimpulkan bahwa kegelisahan merupakan bagian hidup manusia.
Tiap manusia, dengan tidak memperdulikan segala latar belakang dan
kemampuannya, pasti akan mengalami kegelisahan, entah sebentar atau lama,
relative ringan ataupun berat. Yang demikian ini boleh jadi sangat wajar
mengingat manusia mempunyai hati dan perasaan.
Berbicara tentang
manusia, berbicara pula tentang media tempat manusia hidup yaitu Dunia. Untuk
bisa memahami hakikat manusia maka harus pula memahami hakikat dunia dan
hakikat kehidupan manusia didunia. Pada dasarnya konsep mendiami dunia
mengandung arti pemenuhan kebutuhan atas aspek-aspek yang membentuk manusia.
Apabila manusia tidak bisa menjaga hakikat dirinya dan hakikat hidupnya maka
yang timbul adalah kegelisahan .sumber dari kegelisahan adalah hawa nafsu dan
sikap pamrih (tidak ikhlas). Kedua hal ini akan menyebabkan munculnya sikap
keserakahan dan konflik yang juga memunculkan ketakutan, kekecewaan, dan pada
akhirnya adalah kegelisahan.
Adapun bentuk-bentuk
kegelisahan berupa keterasingan, kesepian, dan ketidakpastian mempunyai
hubungan yang erat dan mempengaruhi satu sama lain. Keterasingan dalam satu dan
lain kesempatan bisa membuahkan kegelisahan. Dan sebaliknya, kegelisahan yang
begitu hebat bisa saja menimbulkan keterasingan. Kemudian dari keterasingan
yang dialami seseorang bisa saja menciptakan kondisi kesepian dan karena
kesepian itupun bisa saja menimbulkan ketidakpastian. Keterasingan bisa jadi
merupakan perilaku sosiopatik dan sikap apatis yang tidak menyadari bahwa
manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan tidak bisa hidup sendiri.
DAFTAR PUSTAKA:
1.
Hari Cahyono,
Cheppy. 1987. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya : Usaha Nasional.
2.
Mustofa, Ahmad.
1998. Ilmu Budaya Dasar. Bandung : CV Pustaka Setia.
3.
Widhagdho,
Djoko. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya : PT Bumi Aksara.
0 komentar:
Posting Komentar